Film Kalbar

Home » 2012 » January » 19

Daily Archives: January 19, 2012

FILM : Contoh Naskah Dokumenter dan Prosedurnya Bagian 1

OUTLINE SCRIPT DOKUMENTERY  MOVIE

The Title

 “Geliat Kayong Utara. ”

Oleh: Miftahul Huda & M. Ridlo

1nd draft  Januari 2012

  1. Metode Pembuatan :

1. Riset & Observasi

Melalui riset dan Observasi di lapangan menyertakanNarasumber serta Pelaku sejarah/masyarakat/pemegang kebijakan/pegawai di kalangan PEMDA. Dengan Riset serta Observasi maka akan menghasilkan satu informasi yang komplit dan komprehensip. Riset di lapangan mengacu pada program pemerintah kayong utara yang sedang berjalan. Atas dasar itulah penulusuran mengenai keberadaan Program Pemerintah saat ini di lakukan pada berbagai sektor, terutama sektor program unggulan PEMDA, untuk  menggali informasi yang nanti nya akan di komparasi dengan data – data lain nya.

2.  Pengumpulan Materi / Data

Proses Pengumpulan Materi meliputi

    1. Pengambilan gambar ke berbagai lokasi secara langsung
    2. Pengumpulan data seperti: berkas data audio & Visual baik berupa Data Digital mapun data mentah.
    3. Interview dengan objek yang berkaitan dalam tema film
    4. Pengmpulan bukti otentik berupa apa saja yang berkaitan dengan konsep film
  1. Proses Pengolahan data meliputi
    1. Perbandingan antara semua materi yang telah di kumpulkan
    2. Materi yang berkaitan dengan Unsur; Syara, pornografi, Extrimisme, kepentingan pribadi/ golongan, fitnah, bertentangan dengan norma agama, adat istiadat, dan bertentangan dengan hukum tidak akan kami masukkan dalam materi film yang sesungguhnya.
  2. Setelah semua materi kami nyatakan valid, maka kami baru melakukan proses Editing untuk mengkomparasi semua materi sesuai dengan konsep film yang telah kami susun .
  3. Peninjauan kembali.

Sesuatu yang paling penting dan tidak boleh di lewatkan Setelah semua proses di nyatakan selesai adalah peninjauan kembali terhadap isi keseluruhan film, terutama dari konten film yang mengandung unsur unsur pada point ( 3 b ) di atas, akan kami cut. Hal ini kami lakukan agar kelak tidak akan terjadi masalah ketika film sudah terpublish.

  1. Tujuan Pembuatan Film Dokumenter

Tujuan Pembuatan Film ini kami maksudkan Sebagai berikut :

  1. Sebagai media bagai masyarakat dan pemerintah
  2. Menyajikan informasi yang akurat dan berimbang
  3. Mengungkap fakta yang sesungguhnya di sertainarasumber yang berimbang
  1. Uraian singkat Ide Cerita film Dokumenter

Sebuah gambaran kisah sekaligus sejarah berdirinya kabupaten kayong utara, di lanjutkan dengan masa transisi kemudian kepemerintahan di masa penjabat sementara ( Syarif Umar al – kadrie ). Pada Tahun 2007 akhirnya Kabupaten kayong utara melakukan PILKADA untuk yang pertama kali nya. Dengan perolehan …………suara pasangan Hildi Hamid Dan Ir. M. Said Tihi, akhirnya terpilih menduduki kursi Bupati dan Wakil bupati kabupaten kayong utara untuk yang pertama kali.

Program pendidikan dan Kesehatan gratis yang di usung oleh pasangan terpilih (Hildi Hamid Dan Ir. M. Said Tihi ), ternyata bukan hanya sekedar janji belaka. Terbukti setelah pelantikan dan peresmian, Program gratis untuk pendidikan dan kesehatan langsung di tata dan diluncurkan pada masyarakat. Pada awalnya program gratis ini serasa hampir tidak mungkin dapat di wujudkan, karena mengingat Kabupaten yang masih baru tentunya juga masih belum memiliki pendapatan tetap. Lain halnya jika sistem kepemerintahan memang sudah tertata dan devisa daerah telah mengalir sebagaimana layaknya kabupaten yang sudah lama berdiri. Namun sungguh di luar dugaan meskipun Kabupaten kayong utara adalah kabupaten termiskin sebagaimana di lansir media massa nasional, tapi nyatanya mampu menggratiskan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakatnya. Hal tersebut tentunya juga tidak terlepas dari strategi dan siasat dalam mengatur perputaran uang daerah yang sejak awal memang masih minim.

Sebuah kebijakan yang membawa dampak positif bagi masyarakat tentunya juga melalui proses perjuangan serta pengorbanan yang panjang. Adalah hak bagi seorang pemimpin untuk menentukan ke arah mana layar akan terkembang, akan kah mengarungi badai ataukah menyelami lauta, yang pastinya semua memerlukan sebuah pengorbanan dan perjuangan. Begitu juga dengan Program pendidikan dan kesehatan gratis yang di hembuskan juga memerlukan perjuangan dan pengorbanan semua komponen yang terlibat di dalam nya. Coba sekarang kita lihat saja ; berapa banyak sekolah yang tertanggung biaya nya oleh pemerintah daerah, dan berapa banyak guru yang mengorbankan tenaga, fikiran, serta waktu untuk memberikan jam tambahan bagi para siswa/ i nya yang kekurangan fasilitas, bahkan para guru terkadang juga merasa iri dengan beberapa daerah lain yang sudah lebih maju, sehingga fasilitas serta kesejahteraan nya lebih terjamin, namun sungguhpun begitu, jauh di lubuk hati mereka menyadari bahwa; ini semua adalah sebuah proses percepatan dengan mengejar ketertinggalan yang selama ini banyak menghantui masyarakat.

Di tengah tengah banyak menurunya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah karena berbagai permasalahan, ternyata Program Pendidikan Dan Kesehatan Gratis yang di hembuskan oleh pasangan H. Hildi Hamid dan M. Said Tihi, dapat membawa angin segar yang berdampak positif bagi masyarakat kabupaten kayong utara. Seiring dengan berhembusnya program Pendidikan dan kesehatan gratis tersebut pelan pelan masyarakat sadar, bahwa betapa penting arti sebuah Pendidikan dan kesehatan bagi mereka.

Jika di tinjau dari kekayaan alam nya Kabupaten kayong utara memiliki banyak potensi yang luar biasa, terutama potensi hasil laut dan pertanian serta perkebunan dan peternakan. Merambat pelan namun pasti seiring dengan berjalan nya waktu, satu persatu potensi yang ada mulai tumbuh dan berkembang. Dalam hal ini tentunya peran pemerintah sangat penting untuk menunjang berbagai potensi yang sedang tumbuh dan berkembang, mengingat pemerintah adalah fasilitator atau perpanjangan tangan bagi masyarakat.

Potensi pariwisata di kabupaten kayong utara juga begitu menjanjikan berbagai keindahan alam yang tergolong masih alami. Bahkan sebelum pemekaran, tempat rekreasi serta pariwisata sudah di kenal hingga ke luar daerah bahkan hingga manca negara. Berbagai upaya pengelolaan dan promosi telah di lakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta, dan hingga saat ini proses tersebut masih terus berlangsung hingga batas watu yang tidak dapat di tentukan.

  1. Fokus Materi Dalam Film

Agar pemaparan dalam tutur audio visual ini lebih terfokus, maka dalam Film ini akan kami bagi menjadi beberapa bagian yakni di antaranya adalah sebagai berikut :

  1. Bagian Pertama dalam Film Documenter ini, kami akan mengangkat informasi sejarah terbentuknya  Kabupaten Kayong Utara, serta pembangunan pemerintah daerah dalam bidang non fisik, yaitu program Pendidikan dan kesehatan gratis yang sedang berjalan. dalam hal ini sudah barang tentu suatu program yang di ciptakan apalagi yang berkenaan dengan biaya yang meringankan masyarakat, sudah barang tentu membantu masyarakat itu sendiri. Namun terlepas dari keberhasilan dan suksesnya program pendidikan dan kesehatan gratis tersebut, ternyata  masih memiliki kelemahan, baik dari sudut pandang birokrasi maupun sudut pandang yang lain. Dan tentunya dalam proses berjalanan nya program pendidikan dan kesehatan gratis ini ada sebuah tantangan, rintangan maupun kontroversi dari berbagai pihak. Maka dari berbagai sumber materi serta sudut pandang, akan menghasilkan sebuah informasi yang super komplit mengenai keberadaan Program yang sedang berjalan, dan berdasarkan informasi tersebut di harapkan akan benar benar terserap oleh seluruh lapisan masyarakat dan berbagai pihak, dan satu hal yang lebih penting adalah, kelemahan serta kekurangan yang di temukan akan dapat di perbaiki untuk tahap berikutnya.
  2. Bagian Kedua dalam film Dokumenter ini kami mengangkat informasi mengenai pembangunan pemerintah kabupaten kayong utara dalam pembangunan di bidang fisik. gambaran secara fisik antara masa lampau dan masa kini begitu jauh berbeda, hal ini juga akan di perkuat dengan bukti bukti otentik  berupa Dokumentasi, saksi sejarah dan lain lain. Pada bagian ini untuk lebih fokus, kami mengangkat pembangunan fisik pada masa kepemerintahan baru telah di mulai, hingga masa kini serta rancangan ke depan pemerintah kabupaten kayong utara.
  3. Pada bagian ke tiga kemungkinan kami akan mengemas sebuah tanyangan film dalam bentuk genre Semi Dokumenter/ Fiksi. Hal ini kami lakukan dengan alasan bahwa untuk pasar Film Dokumenter murni yang bersifat faktual dengan tutur seni visual semenarik apapun masih memiliki peminat yang minim. Dalam rencana rancangan film fiksi yang akan kami buat tersebut, semua unsur kompleks yang berada di kabupaten kayong utara akan kami komparasi dengan mengangkat sebuah ide cerita yang menggambarkan kisah sepasang orang tua dengan katagori miskin, dan hal ini juga banyak di alami oleh para orang tua yang lain. Dengan berbagai problem dan sentuhan nilai humanisme, Moralitas, serta di bumbui dengan berbagai kekayaan kultur sosial budaya dan semua unsur yang berada di Kayong utara, Film Fiksi ini insya allah akan membangkitkan semangat untuk Membangun daerah serta Nasionalisme dan patriotisme terhadap negara.
  1. Bentuk Penyajian :

Adapun bentuk penyajian dalam film Dokumenter ini di simpan dalam media data (Compact Disc atau Tape), konten di dalam nya akan di kemas secara informatif, edukatif, dan berimbang dengan akurasi data yang dapat di pertanggung jawabkan.

  1. Konsep Dasar  di lapangan meliputi hal – hal sebagai berikut:
  1. Menelusuri sejarah terbentuknya kabupaten kayong utara
  2. Mencari fakta dan data mengenai keberadaan Kabupaten kayong utara.
  3. Menelusuri perjalanan Kabupaten kayong utara pada masa lalu, melalui nara sumber serta pelaku sejarah, di sertai dengan komparasi data untuk menguatkan plot.
  4. Pengambilan gambar secara langsung untuk menambah materi atau menggambarkan suasana terkini dari kabupaten kayong utara dari berbagai angel.   .
  5. Liputan terhadap tempat – tempat bersejarah dan peninggalan kerajaan, di sertai dengan komparasi data lain nya.
  1. Tekhnis Penyuntingan Data Dan Finalizing

Setelah point F di atas terselesaikan maka langkah akhir dalam pembuatan film Dokumenter ini adalah penyuntingan. Adapun hal tersebut meliputi :

  1. Pengeditan hasil pengambilan gambar meliputi : pengeditan hasil wawancara, pengambilan Objek – objek yang berhubungan dengan Plot berupa data Audio, Video, dan gambar/Foto. Sebagai gambaran dalam proses pengeditan ini ada tiga hal utama yang di lakukan yaitu :
    1. Membuat Transkrip : adalah menuliskan seluruh hasil dari wawancara dengan subyek secara detil dan terperinci seperti contoh di bawah ini ( di ambil dari contoh wawancara Bupati Kayong Utara pada film menelusuri jejak pendidikan gratis kayong utara Produksi Simpang Mandiri Production tahun 2009 ) :

Kaset

No 01 A

00:00:00:05

00:14:12:18

Transkrip wawancara Bupati Kayong Utara ( Hildi Hamid )

“jadi untuk mengembangkan kabupaten  kayong utara ini ee… sesuai dengan cita – cita masyarakat sendiri, bahwa ee.. dengan pemekaran kabupaten kayong utara tentu masyarakat menginginkan suatu perobahan ke taraf hidup yang lebih baik dari masa – masa lalu………….dan seterusnya
    1. Membuat Logging Gambar : adalah mencatat berapa time code dan membuat daftar gambar dimana sebuah objek gambar terekam pada saat pengambilan. Hal ini untuk memudahkan pada saat pengeditan dimana kita telah tahu daftar – daftar objek yang kita ambil ada pada time code yang telah tercatat. Seperti hal nya contoh detil berikut ( di ambil dari sumber pembuatan film menelusuri jejak pendidikan gratis kayong utara Produksi Simpang Mandiri Production tahun 2009.

Kaset No

Time code

Content

Kaset No 01 A

00:00:00:05

00:14:12:18

Estabilish Bupati KKU

Kaset No 01 A

00:14:12:18

00:17:14:01

Estabilish Lokasi Pantai Pulau datok

Kaset No 01 A

00:17:14:01

00:19:11:09

Estabilish Pasar Sukadana

Dan seterusnya …………………

    1. Membuat editing Script : adalah menuliskan secara rinci dari maksud sebuah objek yang tereksploitasi dalam sebuah film dokumenter yaitu terdiri dari visual dan audio. Untuk membuat editing script ini perlu pengamatan yang benar – benar jeli dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa, karena durasi beberapa detik akan menjadi beberapa menit bahkan menjadi hitungan jam untuk sekedar menyesuaikan nya. kami memiliki stock contoh pada pembuatan film dokumenter menelusuri jejak pendidikan gratis kayong utara Produksi Simpang Mandiri Production tahun 2009 di bawah ini.

No

Audio

Visual

1.

00:00:00:05  –  00:14:12:18 Kaset 1 A

“jadi untuk mengembangkan kabupaten  kayong utara ini ee… sesuai dengan cita – cita masyarakat sendiri, bahwa ee.. dengan pemekaran kabupaten kayong utara tentu masyarakat menginginkan suatu perobahan ke taraf hidup yang lebih baik dari masa – masa lalu………….dan seterusnya

Kaset 1

00:17:14:01 – 00:19:11:09

Estabilish Pasar Sukadana

(objek : tentang gambaran kehidupan masyarakat KKU )

  1. Setelah ketiga langkah tersebut selesai maka proses pengeditan telah benar benar di mulai dengan memasukkan gambar sesuai dengan editing script. Setelah gambar gambar tersebut tersusun secara kasar ( Off line editing ) maka kita bisa meninjau nya kembali, sampai mood yang benar  – benar kita inginkan sesuai dengan judul film dokumenter yang di angkat.
  2. Penyusunan dan perekaman Narasi berdasarkan dari hasil point E di atas. Narasi di pandang perlu karena memiliki fungsi vital dalam sebuah film dokumenter yaitu memperkuat plot dan memberikan informasi secara utuh serta menjadi jembatan dari satu informasi ke informasi yang lain nya.
  3. langkah berikutnya adalah koreksi terhadap gambar, audio serta menambahkan atribut – atribut yang mengutakan dan menyempurnakan Cerita sebuah film dokumenter seperti : penambahan ilustrasi musik, penambahan animasi (jika di perlukan), menetapkan Stop duration sebagai patokan, memeriksa outline dan review terhadap semua hasil yang akan di compile.
  4. Ketika semua telah usai maka langkah terakhir adalah mengkomparasikan antara data audio dan visual dengan data – data lain nya kemudian menjadi sebuah sequance. Dari sequance – sequance tersebut kemudian di gabungkan kemudian jadilah sebuah film dokumenter yang siap untuk di Burning dalam bentuk CD/SVC/DVD atau print to tape dalam kaset MiniD/ betacam sebagai master nya.

FILM :Sampel Tekhnis Lapangan Bagian 1

Di bawah ini adalah sampel tekhnis menuju proses produksi sebuah film… semoga dapat bermanfaat ..

(sampel di ambil pada film padamnya lentera. Lokasi TRANS Rantau panjang KKU – KALBAR)

FILM INDIE : Sebuah Kisah Antara Realita & Hobby

FILM  INDIE

Sebuah Kisah Antara Realita & Hobby

Oleh Miftahul huda

           Berawal dari sebuah hobby dan iseng iseng di akhir tahun 2005, bersama dengan beberapa teman dekat untuk membuat sebuah film yang sangat tidak profesional, he.. he .., lho kok tidak profesional ?, coba deh bayangkan dengan modal kamera pocket, PC Pentium abal abal, ha ..ha .. apalagi alat lain ?, oh gak ada lagi, karena memang gak ada yang mau di pinjam lagi, he.. he .. saat itu dengan bermodalkan nekat kami langsung saja membuat Skenario yang bisa juga dikatakan sangat tidak profesional, ( dialog monoton tanpa di sertai keterangan sebagaimana lazimnya sekenario pada umumnya, ya begitulah kalau tidak tahu apa apa alias butak kayu, akhirnya jadi butak tulik,  ha ha. Ok, setelah sekenario jadi kami langsung saja memilih pemain, lagi lagi tanpa prosedur yang benar, tidak ada casting, tidak ada penggodokan pemain, tidak ada standar karakter tokoh, pokoknya kami langsung main bantai bantai saja. Proses pengambilan gambarpun di mulai dari mulai A sampai Z, tidak ada cut dalam akting, pokok nya hantam kromo saja, yang penting akting aktingan yang memalukan itu cepat selesai.

Proses editing memakai PC abal abal pinjaman teman dimulai, betapa menyedihkan nya berhadapan dengan PC butut, serasa mau di buang ke sungai saja, bayangkan saja ketika mengcompile potongan potongan gambar yang hanya berdurasi kurang dari 60 menit bisa memakan waktu 1 X 24 jam lebih , ha ha ha. Tapi dengan sabar kami menikmati proses editing yang membosankan, hingga akhirnya editing usai setelah kurang lebih dua minggu.

Saat nya mereview hasil kerja keras yang butak tulik he .. he .., dengan senyuman puas tapi terkadang juga malu melihat film secara overall banyak yang tidak beres, gambar yang kaya gempa bumi, editing yang amatiran, akting yang juga sangat tidak profesional, dan banyak hal hal lain yang secara teori maupun tekhnis juga banyak kekurangan. kami memutar film tepat pada malam tahun baru 2006, sebenarnya malu juga memamerkan karya yang snagat tidak profesional ke khalayak ramai. Tapi mau di apakan lagi orang orang pun juga penasaran dengan gembar gembor kami saat film sebelum tayang, dan  Entah apa yang mereka rasakan setelah melihat film kami yang amatiran trsebut.

Dari Pembuatan film pertama kali tersebut sesungguhnya banyak sesuatu yang berubah, yang awal nya kami hanya iseng belaka namun kemudian lama kelamaan berkembang menjadi sebuah hobby. Dan pada puncaknya kami bersepakat untuk membuat suatu komunitas kecil khusus dalam bidang seni film. Dari sini kami mulai banyak menggali ilmu tentang dunia perfilman dari berbagai Buku, artikel, internet dan sharing dengan kawan kawan yang lebih berpengalaman di luar daerah. Secara sadar sesungguhnya sebuah hobby atau krativitas yang kami lakukan, sedikit banyak menyita waktu tenaga dan fikiran, sementara tuntutan hidup terus mendesak, akhirnya Seiring dengan bergesernya waktu dan tuntutan hidup, satu persatu kami menempuh jalan hidup masing masing, ada yang memutuskan pergi melaut, merantau ke pontianak, dan memutuskan untuk masih tinggal di kampung, sementara saya kembali hijrah ke Ketapang dan mengajar Di SMPN 03 Ketapang pada tahun 2006.

Di akhir tahun 2008, tepat ketika saya mengundurkan diri dari bangku kuliah dan posisi mengajar, penyakit hobby yang sempat terkubur kembali bangkit, dengan bermodalkan satu Camcorder dan beberapa Tim Kecil film maker, kami mengumpulkan para pelajar tingkat SMP/MTs Dan SMA/MA yang berminat dalam bidang seni perfilman. Kami akhirnya menjaring beberapa orang yang memang memiliki komitmen sesuai dengan apa yang kami paparkan, ya salah satunya tidak ada Honor/insentif ketika menjadi aktor/aktris dalam film Indie, karena sesuai namanya Film Indie adalah Film independent yang tidak memiliki sponsor, Idealisme dan perjuangan serta pengorbanan adalah kunci utama ketika bergabung bersama komunitas perfilman independent seperti kami.

Setelah komitmen tercapai, tidak lama lama kami langsung menggarap script yang sedikit lebih canggihlah dari pada beberapa tahun lalu. Tekhnis secara teori dalam pembuatan film pun rasa rasa nya sudah di luar kepala. He .. he . hanya praktek saja yang belum kami laksanakan. Singkat cerita proses pengambilan gambar pun usai, tinggal melihat hasil dan proses ediitng. Tapi apa yang terjadi …? Ternyata semua gambar dari tiga camcorder yang di transfer, 80 % hasilnya tidak waras, he he … ada yang gempa bumi, view nya, komposisinya, angelnya, wah… pokoknya amburadul deh… maklum yang menjadi kameramen masih amatiran semua, Mau tidak mau proses pengambilan gambar di ulangi kembali, dan dengan susah payah akhirnya Film selesai di produksi dalam waktu kurang dari dua bulan.

Ada kepuasan tersendiri yang tersemburat di balik wajah para pemain dan crew saat film pertama kali di launchingkan, setelah mendapat respon baik dari para penonton kami semakin menggila untuk kembali memperkenalkan Film lokal yang kami produksi saat itu. Dengancara RoadShow pemutaran dari satu tempat ketempat lain, bahkan pemutaran kami lakukan hingga sampai ke luarkotadengan menggandeng beberapa penggiat seni setempat. Setelah puas dengan Road show, kami akhirnya mengukuhkan komunitas dengan berbadan Hukum Terakta Notaris pada awal Tahun 2009. Karena seringanya berhubungan, Para Crew dan aktor serta aktris, secara tidak langsung mengikuti proses kadrisasi selama beberapa bulan.

Rencana demi rencana di susun untuk pembuatan film selnjutnya, namun kembali lagi karena tuntutan hidup kami akhirnya terpisah. Saya kembali pindah ke Kayong utara pada bulan maret 2009 dan bekerja Sebagai Staf Protokoler Di Kantor DPRD kayong Utara. Namun karena kesibukan yang tidak seimbang akhirnya saya kembali mengundurkan diri pada tanggal 22 Juli 2009 dari kantor. Beban kerja di luar terkadang membuat bentrok dengan jadwal kerja di kantor adalah alasan utama saya mengundurkan diri, belum lagi kesibukan di Komunitas yang tidak seharusnya saya sebutkan juga menjadi beban sekaligus tanggung jawab.

Setelah terlepas dari dunia yang mngikat akhirnya saya beserta Tim film Maker yang kebanyakan dari anak anak Sanggar yang bersekolah di MTs/ SMP dan SMA kembali bangkit untuk berkarya dalam seni film lokal. Beberapa karya terus menerus kami buat hingga memenuhi sebagian ruang data Di PC dan berjejer tak beratur di rak kerja yang sudah mulai Usang. Entah sampai kapan hal ini terus berlangsung, Tahun depan atau beberapa tahun kemduian, atau hingga kami tiada lagi di dunia ini, kami hanya percaya bahwa harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, sedangkan manusia mati hanya meninggalkan nama, yang menjadi pertanyaan adalah Nama Seperti apakah yang ia tinggalkan ?.

Sejujurnya Berkarya dalam dunia seni Film adalah sesuatu yang dilematis bagi saya, karena sudah terlanjur hobby sehingga sudah mendarah daging dan sulit untuk di buang, mungkin begitulah ungkapan yang cocok. Ketidak famahaman Para pengkonsumsi dunia hiburan yang memiliki sudut pandang pragmatis adalah salah  satu pola pandang yang mempersulit dalam pergerakan kreativitas, di tambah lagi dengan tayangan murahan di televisi yang terus menjejali mereka dengan isu isu tidak bermutu membuat makin tumpulnya pola berfikir sseorang dalam memenadang sebuah Karya dan Krativitas.

Saya tidak menyalahkan pemerintah, tapi izinkan saya bertanya dengan anda orang orang pemerintah yang merasa berkaitan dengan kreativitas atau karya atau juga seni dan sangkut pautnya. Apa yang dilakukan pemerintah sebagai fungsi regulasi bagi para creator untuk dapat mengekspresikan diri melalu beberapa karya dan krativitas sesuai dengan bidang nya ?, silahkan anda jawab atau boleh saja anda tanyakan dengan orang yang memang tepat. Saya rasa pemerintah lebih faham dengan hal tersebut, tapi pertanyaan nya mengapa Dan ada apa ?. Kami tidak meminta uang atau bahkan mengemis jika  hanya untuk membuat suatu karya, toh selama ini tidak ada satu bantuan resmi yang keluar dari dana Pemerintah.

Jika kami meminta uang, mungkin itu akan habis dalam beberapa saat, tidak.. kami tidak meminta uang, sekali lagi saya katakan,  KAMI TIDAK MEMINTA UANG, Yang Kami pinta sesungguhnya adalah RUANG UNTUK BEREKSPRESI DAN MENAMPILKAN KARYA, itu saja .

 

 

FILM INDIE : Antara Idealisme, Kreativitas Dan Harapan

       

FILM INDIE : Antara Idealisme , Kreativitas Dan Harapan

Oleh : Miftahul Huda

           Film Indie / Film Independence adalah film yang di buat secara independence oleh sekelompok orang/ komunitas tertentu, yang biasa nya tanpa sponsor dari pihak manapun.  Sehingga dalam proses produksi film sering kali terjadi  masalah, terutama  masalah yang berkaitan dengan financial. Sekalipun Konsekwensi sang aktor/ aktris tidak mendapatkan bayaran dari  produksi film indie, namun tetap saja masalah financial adalah masalah utama karena banyak hal hal yang harus di persiapkan dalam sebuah proses produksi film, seperti : Penggandaan Script, property, alat shooting, dan lain lain., Meskipun tidak ada sponsor atau anggaran dana yang pasti, bukan berarti kita membuat film indie dengan asal asalan. Karena mentang mentang calon artis/aktor tidak di bayar kita lalu melakukan casting asal asalan, tentunya hal ini juga akan mempersulit proses produksi karena karakter yang kita inginkan tidak sesuai dengan tokoh yang telah di buat satu persatu.

            Film indie biasanya juga di sebut Film Amatir oleh orang orang yang sudah terlanjur  di atas angin ( saya tidak perlu menyebut siapa orang orang tersebut), menurut sudut pandang saya yang di katakan amatir itu bagaimana ?. apakah yang dinamakan amatir hanya dari segi peralatan saja ?… apakah tidak lebih memalukan lagi jika sebuah peralatan canggih hanya menghasilkan adegan adegan murahan seperti yang biasa kita lihat di layar kaca televisi kita. Bukalah mata kita baik baik…, coba kita lihat satu persatu betapa rongsokan nya, sinetron atau serial drama lepas di Televisi kita. Lihatlah mereka para Produser sesungguhnya hanya ingin mencari uang dengan memanfaatkan pasar, ya pasar uang yang berada di area berfikir primitif rata rata masyarakatIndonesia. Sebuah ironi dan kenyataan ketika Film telah kehilangan sebuah nilai seni itu sendiri, Nilai pasar lebih dominan bertahta dan berkuasa mengangkangi Dunia Perfilman Indonesia Saat ini. Lihatlah Film Menculik Miyabi, Pesantren Rock n Roll, dan banyak sinetron murahan lain nya, adalah wujud pemanfaatan moment menjadi sebuah pasar uang bagi Rumah produksi Film.

            Film Indie baik yang di katakan amatir atau profesional pada dasarnya saya tidak peduli apa yang di katakan orang orang atas angin tersebut. Di sisi tertentu mereka sengaja membuat jurang pemisah agar ruang gerak para Pembuat film indie yang notabene tidak memiliki modal, hanya dapat berputar putar di pasar kelas bawah. Sejujurnya saya justru lebih senang dengan  kreativitas para sineas yang di katakan amatiran. Saya menemukan banyak ide ide kreative yang di tuangan disana, meskipun disanasini masih banyak kekurangan terutama dalam hal tekhnis yang memang saya maklumi asilitas kurang mendukung, namun satu sisi kreativitas daya cipta baru mulai mengalir disana. Dan tidak sedikit saya menjumpai Film Film Indie yang memiliki kwalitas baik, bahkan dapat di sandingkan dengan kwalitas film layar lebar Nasional.

            Pemerintah yang seharusnya sebagai fungsi regulasi harusnya bisa membaca situasi, bagaimana animo dan bakat bakat para sineas muda yang berjalan secara indie, betapa banyak kreativitas bermutu yang layak untuk di publish, atau sepaling tidak dapat melihat dengan reel bahwa para generasi muda saat ini sedang memerlukan suatu wadah untuk berexpresi. Mari sekarang kita Coba lihat, apakah ada bagian khusus dalam pemerintahan yang menangani perfilman.?. lihat di Dinas Pariwisata, adakah bagian khusus yang menangani masalah perfilman sebagai wujud kreativitas bagi generasi muda, atau bisa saja sebagai wujud promosi apa yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Lihat juga di dinas KOMINFO, Adakah yang  membidangi masalah perfilman, atau silahkan lihat juga di instansi pemerintah lain, adakah yang membidangi ?.

            Tentu saja hal tersebut di atas menjadi suatu problem awal yang berekses sangat besar bagi tuntutan eksplorasi. Kita tahu, creator film indie biasanya memiliki sikap yang tegas dan tak peduli persoalan industri. Harga yang harus dibayar adalah tidak adanya ruang untuk menampilkan film indie tersebut. Ini rupanya justru melahirkan simpatisan-simpatisan aktif yang pada akhirnya mendukung para pekarya film indie. Bermunculannya bioskop-bioskop alternative yang diselenggarakan kalangan Sekolah, kampus, lembaga dan organisasi menjadi bukti bahwa ada interaksi saling menguntungkan bagi ruang alternative tersebut. Jadi sangat disayangkan jika film indie yang ada tidak memberikan tawaran atas eksplorasi yang dihasilkan.

            Eksplorasi dalam film indie mempunyai kadar yang tak terbatas. Sifatnya yang mandiri dan swadaya membuat apa yang ingin disampaikan creator bisa dengan bebas ditampilkan. Menilik hal ini, tentunya film indie mempunyai  sumbangan yang sangat besar bagi terbukanya wacana intelektual. Kebebasan eksplorasi berimbang dengan kebebasan tafsir. Kebebasan mempertanyakan sekaligus mencari jawaban. Akan lahir pemahaman-pemahaman baru atas tawaran konsep, sehingga di ruangnya nanti, film indie akan mencetak para pengapresiasi Dan Pengekspresi,  bukan penikmat hiburan yang hanya bisa menyaksikan, tanpa bisa merasakan apa yang terjadi di balik apa yang ia saksikan.

SEDANG DALAM PENGERJAAN !

UNTUK SEMENTARA SILAHKAN KUNJUNGI

KLNIKSTUDIO.WORDPRESS.COM

http://www.youtube.com/GUNTHUUr